Cerita ku
Karya: Nur Fatimah
24
September 2013
Mungkin hal ini memang sudah sering
terjadi pada diri ku. Sudah tak harus dipikirkan lagi apakah akan berulang atau
tidak, karena kalau ku tak berubah mungkin kan berulang lagi. Ku yang salah
tingkah, malu, tak berguna membuat ku semakin menjadi-jadi murung. Tak tahu
yang ku alami tapi itu semua tentang diriku.
Kenapa
ku diciptakan seperti ini? Tetapi ku yakin Allah bermaksud lain. Semua yang
diciptakan pasti ada gunanya. Begitu pun aku. Iya kan? Ku harus tetap berusaha. Tapi mengapa ku selalu begini
padahal ku selalu berusaha berubah, peluang ku hanya sedikit bahkan terkadang
tak ada yang mendukung. Aku ingin sekali merubah sifat dan sikap ku. Ku mencoba
dan mencoba tapi memang berujung apa adanya.
Ketika ku masuk SMA semua berbeda,
yang tadinya bangga berubah menjadi takut, pendiam bahkan menjadi bisu karena ku
malu tak punya apa-apa dan ku tak tahu apa-apa. Tapi ku tetap selalu ceria. Tak
pernah ku menampilkan wajah ku yang sedih karena sesuatu pribadi. Tak ingin ku
memperlihatkan nya kepada teman ku.
Waktu demi waktu ku lalui, ku punya
banyak teman dan ku bangga aku bisa punya teman yang peduli pada diri ku. Bahkan
menganggap ku sahabat. Dia asik, pintar dan membuatku semangat untuk belajar.
Dia teman se bangku ku yang dari awal ku masuk ke SMA pertama kali kenal aku
yang mengajak kenalan padanya. Sungguh tak ku sangka aku yang pendiam bisa
mengajak kenalan. Bagi ku dia memang saingan tapi lebih tepatnya di teman ku
yang selalu membantu aku disetiap permasalahan. Ingin sekali ku ungkapkan
tentangnya tapi ku tak sanggup karena hidup ku yang pedih terbangun karenanya.
Ku menjadi percaya diri ku itu bisa hidup dengan diri ku yang apa adanya.
Selain dari dia, ku punya teman yang
selalu bersama ku dari mulai pas aku tahu dia juga masuk SMA pilihan ku, jadi
kita selalu bersama. Mau berangkat sekolah bersama, ya pulang juga pasti
bersama. Ku kira kebersamaan itu tak akan berubah, ternyata kebersamaan itu
berakhir pula. Dia ajak aku sambil memaksa untuk pesantren. Tapi ku harus
tahu diri, ku yang murung susah untuk bersosial dan aku juga sering sakit. Dan
akhirnya ku sendiri. terkadang ku ingat ketika kemana-mana ku sering
bersamanya. Ketika mau beli ini ini dia yang selalu mengantar ku, dia yang
perhatian dan ku anggap dia sahabat ku karena ku tak tahu dia anggap aku apa. Dari
saat itu aku selalu sendiri dan sendiri, tiada hari tanpa sendiri. Sampai-sampai
ketika ada guru SMP yang online di facebook ku curhat kepadanya. Ku bercerita
kepada beliau, kata ku sudah besar semua jadi susah, cari teman yang sejalan
juga susah. Yah memang benar-benar susah. Tapi belau berkata, kalau sudah besar
kebanyakan mencarinya pacar bukan teman. Yah kalau begitu pantas saja tak ada teman
yang benar-benar mau berteman dengan aku. Padahal ku hanya ingin punya teman.
Dari situ ku mulai berpikir, jika aku
ingin di pedulikan maka ku harus peduli, jika ku ingin punya teman maka ku harus
pertama memulai menyapa, memberikan senyuman dan yang lain nya. Disitu keyakinan
ku bertambah dan ku jalani saja hidupku yang sesungguhnya pedih tapi ku anggap
itu bukan rintangan.
Ketika semester dua kan berakhir dan
waktunya kenaikan kelas, aku dan teman se bangku aku merasa berat untuk beda
kelas belum lagi yang menjadi pembeda nya beda jurusan. Sampai ketika di bagikan
rapot aku dan dia menangis. Sungguh memang merasa kehilangan. Setahun tak
terasa kita selalu bersama meski tak dekat. Ku ingat sekali pada saat itu ku di
beri permen yang katanya permen dimakan ketika waktu sedih dan ada satu permen
lagi yang ku ingat yang dia berikan kepadaku, dia bilang permen ini darinya
untuk ku dan dimakan nya ketika tanggal ini ya. Ntah itu tanggal berapa, ku
lupa lagi. Pokoknya yang pasti ku makan ketika ku ingat dan ketika ku sedih.
Hari libur semester telah berakhir dan
waktunya untuk sekolah. Pembagian kelas berjalan dengan lancar. Orang-orang
banyak yang pindah kelas karena tak setuju akan pembagian kelasnya. Sedangkan aku
pasrah saja sesuai dengan yang ditentukan dari sekolah. Ketika pembagian kelas,
temanku yang lain itu ingin nya ada teman dari kelasnya atau teman dekat tapi aku
tak punya kalau yang se jurusan jadi ya sudah lah. Pas masuk kelas ku tak tahu
siapa siapa bahkan kebanyakan ku tak kenal. Teman se bangku juga bingung. Sampai
sekarang punya teman se bangku berasa kurang betah. Semua menjadi hampa dan yang
kurasakan malah tambah sedih dijaili teman sampai ku merasakan lagi perih nya
hidupku. Mengapa ku sering mudah terbawa
suasana hatinya?? Karena ku selalu mengalami kesedihan yang tak sebanding
dengan kesenangan.
4 komentar:
allright
Ericc Kinggs: Maksudnya?
gapapa....
FB:ERICK DARKNNESST
ihk kok begitu?? haha
oh iya"
Posting Komentar