Judul Drama: Pertengkaran
Divan dan Tio
Sutradara: Joviansyah
Penulis Naskah: Nur Fatimah
Penata Busana: Resti Vani Noor A
Penata Rias: Nuraini Pebriani
Penata Dekorati: Deni Pratama
Properti / Peralatan: Lia Yulianti
Para Pemain: Peri Paujiansyah
sebagai Divan
Sandi
Susandi sebagai Riyan
Joviansyah sebagai Tio
Nur
Fatimah sebagai Rike
Resti Vani
N A sebagai Sinta
Lia
Yulianti sebagai Nabila
Nuraini
Pebriani sebagai Bi Surti
Deni
Pratama sebagai Prolog
(Ketika sedang
istirahan, berkumpulah Divan, Rian dan Tio diruangan dekat kantin sambil
bermain gitar dan juga mereka sedang membahas tugas bahasa Indonesia yang
diberikan oleh bu Farika. Datanglah Sinta dan Nabila untuk bergabung dengan
mereka.)
Sinta,Nabila: hey temen temen… boleh gabung gak?
Tio : ya boleh boleh
Nabila : (bicara kepada Sinta)
Ehk Sin aku ke kantin dulu yah…
Sinta : yah (kepada Nabila)
Sinta : wah kamu hebat yan,
lagi lagi kamu dapat nilai 9. (kepada Riyan)
Riyan : ah biasa saja, ini juga
berkat belajar bersama kalian.
Tio : tapi… aneh yah? Nilai
Divan kok kurang bagus yah? (meledek)
Divan :maksudnya?
(tiba tiba datang Rike sambil membawa bekal mendekati mereka)
Rike : hey… lagi ngapain?
Tio : lagi kumpul kumpul
aja.
Rike : oh.. ehk pada mau gak?
Sinta : apa Rik?
Rike : bekal nasi dengan ayam
goreng
Riyan : ayam goreng? Mau mau mau…
(Tio, Rike, Sinta dan Rian tertawa, tapi Divan tidak)
Sinta : ah kamu bisa aja Yan,
ngikutin tingkah laku yang ada ditelevisi. Hahaha……..
Tio : ya.. Ya.. Ya… (Sinta
tiba tiba pergi ke kantin dan Tio bertanya pada Divan) Van kamu waktu ulangan kemarin dapat 5 kan? Huh payah
Riyan : ya mungkin Divan kurang
berkonsentrasi saat ulangan itu.
Tio : halah paling dia tidak
pernah belajar, mangkanya Van jangan kebanyakan nonton doraemon.. hahaha!!! Jadi mirip nobita deh
(Divan terdiam, wajahnya terlilhat muram dan kesal)
Sinta : Bi beli air minunya
Satu
Bi Surti : Ya neng.
Sinta : hey temen temen mau
minumanya gak?
Rike : iya aku mau Satu ya
Sinta : ehk bi satu lagi. Jadi
berapa bi?
Bi Surti : Saribu
(Sinta memberikan uangnya dan kembali bergabung dengan teman teman)
Tio : hey temen temen, Divan
itu kebanykan nonton doraemon jadi nilainya kecil. Hahah
Riyan : hus jangan gitu, gak
baik
Divan : (Divan kesal dan angkat
bicara) Aku hanya kurang berkonsentrasi saja teman. (berusaha untuk merendam emosi)
Sinta : memangnya ada masalah
apa Van?
Rike : iya Van!
Riyan : bicara saja Van, bukanya
kita harus saling terbuka?
Divan : aku.. aku.. baru saja
ditolak oleh Erni. Tepatnya seminggu yang lalu
(Tiba tiba tawa Tio mendadak tertawa. Dia terlihat merasa puas dengan
apa yang dialami Divan. Otomatis Divan pun merasa tersinggung. Mendadak Divan
kehilangan kendali atas emosinyadia segera menyerang Tio, dia mendorong hingga
jatuh ke lantai. Rian dan Rike berusaha memisahkanya. Sinta kelihatan histeris)
Riyan : Hey… udah… udah…
Rike : iya… udah
Divan : (sambil memegang kerah
Tio) kamu ini maunya apa? Sejak tadi terus menyudutkan aku. Aku punya salah
apa? Hah? Rasakan nih.(Divan memukul Tio)
(Tio membalasnya. Mereka pun saling pukul. Datanglah Bi Surti dan Nabila
dari katin untul memisahkan mereka)
Nabili : Hey ada apa ini? hey sudah…
Bi Surti : Iya.. Udah
Tio : kamu payah Van!!! Payah!!
(Tiba tiba Riyan mengguyurkan air minum yangdipegang Sinta, dan mereka
berhenti berkelahi)
Riyan : kalian ini apa apaan?
Memengnya lucu? Menghibur? Hah?
(beberapa saat mereka terdiam semua)
Tio : oh maaf. Memang aku
yang salah tapi asal kalian tahu aku bicara juga demi Divan
(Sinta mengompres lebam di pipih Diva. Divan sedikit meningis menahan
sakit di wajahnya)
Tio : (Kepada Divan) van
kamu benar benar payah. Sebetulnya aku sudah tahu kalau kamu baru ditolak Erni. Aku tahu kalau ini
penyebab anjloknya nilai nilai kamu akhir akhir ini. Tapi apa antas apabila seorang Divan menjadi drop gara gara
ditolak Erni? Hah? Si Erni mungkin biasa biasa saja,
have fun bersama pacar barunya. Tapi kamu? Kamu jadi seperti ini? Kamu laki
laki bukan? Hah lembek!
Semuanya: Tiiiiiiiiiiioooooooooooo!!!! (sambil menyentak)
Tio : maaf maaf sebetulny
aku tidak bermaksud. Aku peduli sama kamu Van . aku sahabat kamu. Seharusnya,
(tiba tiba Divan memotong pembicaraan)
Divan : ya.. ya.. ya.. aku tahu.
(tersenyum hangat)
Terima kasih ya kamu
sudah menyadarkan aku. Aku seharusnya tidak mengorbankan prestasiku hanya hal sepele itu. Sekali lagi terima
kasih ya temen temenku .
Nabila : nah begitu dong.. ayo
salaman
Rike : iya dong.. hehe
(mereka bersalaman)
Tio : maafkan aku ya Van?
Divan : iya aku maafkan, makasih
telah sadarin aku.
Tio : iya…
Divan : aww…
Tio : kenapa Van?
Divan : ini kepalku kompresnya
terlalu kenceng
Sinta : aduh maaf Van
Riyan : huhk kamu mau enakny
aja… hahha
Divan : hehe
(Tio dan Divan pun
saling akrab lagi dan mereka bercanda tawa kembali bersama sama. Divan yang
tadinya murung sekarang menjadi giat belajar lagi dan lebih meningkatkan
prestasina dibandingkan masalah percintaa. Mereka semua bersaing dalam
prestasinya)
0 komentar:
Posting Komentar