Cool Blue Outer Glow Pointer

Senin, 30 September 2013

Cerita Kesedihan


Cerita ku
Karya: Nur Fatimah
24 September 2013

          Mungkin hal ini memang sudah sering terjadi pada diri ku. Sudah tak harus dipikirkan lagi apakah akan berulang atau tidak, karena kalau ku tak berubah mungkin kan berulang lagi. Ku yang salah tingkah, malu, tak berguna membuat ku semakin menjadi-jadi murung. Tak tahu yang ku alami tapi itu semua tentang diriku.
          Kenapa ku diciptakan seperti ini? Tetapi ku yakin Allah bermaksud lain. Semua yang diciptakan pasti ada gunanya. Begitu pun aku. Iya kan? Ku harus tetap berusaha. Tapi mengapa ku selalu begini padahal ku selalu berusaha berubah, peluang ku hanya sedikit bahkan terkadang tak ada yang mendukung. Aku ingin sekali merubah sifat dan sikap ku. Ku mencoba dan mencoba tapi memang berujung apa adanya.
          Ketika ku masuk SMA semua berbeda, yang tadinya bangga berubah menjadi takut, pendiam bahkan menjadi bisu karena ku malu tak punya apa-apa dan ku tak tahu apa-apa. Tapi ku tetap selalu ceria. Tak pernah ku menampilkan wajah ku yang sedih karena sesuatu pribadi. Tak ingin ku memperlihatkan nya kepada teman ku.
          Waktu demi waktu ku lalui, ku punya banyak teman dan ku bangga aku bisa punya teman yang peduli pada diri ku. Bahkan menganggap ku sahabat. Dia asik, pintar dan membuatku semangat untuk belajar. Dia teman se bangku ku yang dari awal ku masuk ke SMA pertama kali kenal aku yang mengajak kenalan padanya. Sungguh tak ku sangka aku yang pendiam bisa mengajak kenalan. Bagi ku dia memang saingan tapi lebih tepatnya di teman ku yang selalu membantu aku disetiap permasalahan. Ingin sekali ku ungkapkan tentangnya tapi ku tak sanggup karena hidup ku yang pedih terbangun karenanya. Ku menjadi percaya diri ku itu bisa hidup dengan diri ku yang apa adanya.
          Selain dari dia, ku punya teman yang selalu bersama ku dari mulai pas aku tahu dia juga masuk SMA pilihan ku, jadi kita selalu bersama. Mau berangkat sekolah bersama, ya pulang juga pasti bersama. Ku kira kebersamaan itu tak akan berubah, ternyata kebersamaan itu berakhir pula. Dia ajak aku sambil memaksa untuk pesantren. Tapi ku harus tahu diri, ku yang murung susah untuk bersosial dan aku juga sering sakit. Dan akhirnya ku sendiri. terkadang ku ingat ketika kemana-mana ku sering bersamanya. Ketika mau beli ini ini dia yang selalu mengantar ku, dia yang perhatian dan ku anggap dia sahabat ku karena ku tak tahu dia anggap aku apa. Dari saat itu aku selalu sendiri dan sendiri, tiada hari tanpa sendiri. Sampai-sampai ketika ada guru SMP yang online di facebook ku curhat kepadanya. Ku bercerita kepada beliau, kata ku sudah besar semua jadi susah, cari teman yang sejalan juga susah. Yah memang benar-benar susah. Tapi belau berkata, kalau sudah besar kebanyakan mencarinya pacar bukan teman. Yah kalau begitu pantas saja tak ada teman yang benar-benar mau berteman dengan aku. Padahal ku hanya ingin punya teman.
          Dari situ ku mulai berpikir, jika aku ingin di pedulikan maka ku harus peduli, jika ku ingin punya teman maka ku harus pertama memulai menyapa, memberikan senyuman dan yang lain nya. Disitu keyakinan ku bertambah dan ku jalani saja hidupku yang sesungguhnya pedih tapi ku anggap itu bukan rintangan.
          Ketika semester dua kan berakhir dan waktunya kenaikan kelas, aku dan teman se bangku aku merasa berat untuk beda kelas belum lagi yang menjadi pembeda nya beda jurusan. Sampai ketika di bagikan rapot aku dan dia menangis. Sungguh memang merasa kehilangan. Setahun tak terasa kita selalu bersama meski tak dekat. Ku ingat sekali pada saat itu ku di beri permen yang katanya permen dimakan ketika waktu sedih dan ada satu permen lagi yang ku ingat yang dia berikan kepadaku, dia bilang permen ini darinya untuk ku dan dimakan nya ketika tanggal ini ya. Ntah itu tanggal berapa, ku lupa lagi. Pokoknya yang pasti ku makan ketika ku ingat dan ketika ku sedih.
          Hari libur semester telah berakhir dan waktunya untuk sekolah. Pembagian kelas berjalan dengan lancar. Orang-orang banyak yang pindah kelas karena tak setuju akan pembagian kelasnya. Sedangkan aku pasrah saja sesuai dengan yang ditentukan dari sekolah. Ketika pembagian kelas, temanku yang lain itu ingin nya ada teman dari kelasnya atau teman dekat tapi aku tak punya kalau yang se jurusan jadi ya sudah lah. Pas masuk kelas ku tak tahu siapa siapa bahkan kebanyakan ku tak kenal. Teman se bangku juga bingung. Sampai sekarang punya teman se bangku berasa kurang betah. Semua menjadi hampa dan yang kurasakan malah tambah sedih dijaili teman sampai ku merasakan lagi perih nya hidupku. Mengapa ku sering mudah terbawa suasana hatinya?? Karena ku selalu mengalami kesedihan yang tak sebanding dengan kesenangan.

Sabtu, 21 September 2013

video protista


Protista
         Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler atau multiseluler. Protista belum memiliki diferensiasi jaringan. Berdasarkan kemiripan ciri-ciri dengan hewan, tumbuhan dan jamur dalam memperoleh nutrisi nya, protista dibedakan dalam tiga subkingdom yaitu protozoa, algae, myxomycophyta.
CIRI PROTISTA
1.     Bersifat eukariotik.
2.    Respirasi secara aerobik.
3.    Sebagian besar bersifat uniselular.
4.    Bereproduksi secara aseksual dan bereproduksi secara seksual.
5.    Sebagian besar protista hidup bebas, tetapi ada yang bersimbiosis dengan organisme lain.
6.    Kebanyakan hidup di perairan, yaitu di laut dan di air tawar.
Disini saya mempunyai foto dan vidio tentang fium dari protozoa yaitu yang termasuk pada ciliata. Adapun ciri-ciri nya yaitu:.
a.  memiliki rambut-rambut getar diseluruh tubuhnya.
b.  Memiliki makronukleus, mikronukleus, serta vakuola sebagai alat osmoregulator.
c.   Berkembang biak dengan pembelahan transversal.
d.  Contoh : Paramecium.







Daftar Pustaka: Henny Riandari, 2011. Biology: Bilingual.

Gambar Jaringan Tumbuhan





Drama 8 Orang


Judul Drama:                       Pertengkaran Divan dan Tio

Sutradara: Joviansyah
Penulis Naskah: Nur Fatimah
Penata Busana: Resti Vani Noor A
Penata Rias: Nuraini Pebriani
Penata Dekorati: Deni Pratama
Properti / Peralatan: Lia Yulianti
Para Pemain:    Peri Paujiansyah sebagai  Divan
                        Sandi Susandi    sebagai  Riyan
                        Joviansyah        sebagai  Tio
                        Nur Fatimah      sebagai  Rike
                        Resti Vani N A  sebagai  Sinta
                        Lia Yulianti        sebagai  Nabila
                        Nuraini Pebriani sebagai  Bi Surti
                        Deni Pratama    sebagai  Prolog


            (Ketika sedang istirahan, berkumpulah Divan, Rian dan Tio diruangan dekat kantin sambil bermain gitar dan juga mereka sedang membahas tugas bahasa Indonesia yang diberikan oleh bu Farika. Datanglah Sinta dan Nabila untuk bergabung dengan mereka.)
Sinta,Nabila: hey temen temen… boleh gabung gak?
Tio        : ya boleh boleh
Nabila   : (bicara kepada Sinta) Ehk Sin aku ke kantin dulu yah…
Sinta     : yah (kepada Nabila)
Sinta     : wah kamu hebat yan, lagi lagi kamu dapat nilai 9. (kepada Riyan)
Riyan    : ah biasa saja, ini juga berkat belajar bersama kalian.
Tio        : tapi… aneh yah? Nilai Divan kok kurang bagus yah? (meledek)
Divan    :maksudnya?
(tiba tiba datang Rike sambil membawa bekal mendekati mereka)
Rike     : hey… lagi ngapain?
Tio        : lagi kumpul kumpul aja.
Rike     : oh.. ehk pada mau gak?
Sinta     : apa Rik?
Rike     : bekal nasi dengan ayam goreng
Riyan    : ayam goreng?  Mau mau mau…
(Tio, Rike, Sinta dan Rian tertawa, tapi Divan tidak)
Sinta     : ah kamu bisa aja Yan, ngikutin tingkah laku yang ada ditelevisi. Hahaha……..
Tio        : ya.. Ya.. Ya… (Sinta tiba tiba pergi ke kantin dan Tio bertanya pada Divan) Van kamu waktu        ulangan kemarin dapat 5 kan? Huh payah
Riyan    : ya mungkin Divan kurang berkonsentrasi saat ulangan itu.
Tio        : halah paling dia tidak pernah belajar, mangkanya Van jangan kebanyakan nonton doraemon..        hahaha!!! Jadi mirip nobita deh
(Divan terdiam, wajahnya terlilhat muram dan kesal)
Sinta     : Bi beli air minunya Satu
Bi Surti : Ya neng.
Sinta     : hey temen temen mau minumanya gak?
Rike     : iya aku mau Satu ya
Sinta     : ehk bi satu lagi. Jadi berapa bi?
Bi Surti : Saribu
(Sinta memberikan uangnya dan kembali bergabung dengan teman teman)
Tio        : hey temen temen, Divan itu kebanykan nonton doraemon jadi nilainya kecil. Hahah
Riyan    : hus jangan gitu, gak baik
Divan    : (Divan kesal dan angkat bicara) Aku hanya kurang berkonsentrasi saja teman. (berusaha untuk    merendam emosi)
Sinta     : memangnya ada masalah apa Van?
Rike     : iya Van!
Riyan    : bicara saja Van, bukanya kita harus saling terbuka?
Divan    : aku.. aku.. baru saja ditolak oleh Erni. Tepatnya seminggu yang lalu
(Tiba tiba tawa Tio mendadak tertawa. Dia terlihat merasa puas dengan apa yang dialami Divan. Otomatis Divan pun merasa tersinggung. Mendadak Divan kehilangan kendali atas emosinyadia segera menyerang Tio, dia mendorong hingga jatuh ke lantai. Rian dan Rike berusaha memisahkanya. Sinta kelihatan histeris)
Riyan    : Hey… udah… udah…
Rike     : iya… udah
Divan    : (sambil memegang kerah Tio) kamu ini maunya apa? Sejak tadi terus menyudutkan aku. Aku punya salah apa? Hah? Rasakan nih.(Divan memukul Tio)
(Tio membalasnya. Mereka pun saling pukul. Datanglah Bi Surti dan Nabila dari katin untul memisahkan mereka)
Nabili    : Hey ada apa ini?  hey sudah…
Bi Surti : Iya.. Udah
Tio        : kamu payah Van!!! Payah!!
(Tiba tiba Riyan mengguyurkan air minum yangdipegang Sinta, dan mereka berhenti berkelahi)
Riyan    : kalian ini apa apaan? Memengnya lucu? Menghibur? Hah?
(beberapa saat mereka terdiam semua)
Tio        : oh maaf. Memang aku yang salah tapi asal kalian tahu aku bicara juga demi Divan
(Sinta mengompres lebam di pipih Diva. Divan sedikit meningis menahan sakit di wajahnya)
Tio        : (Kepada Divan) van kamu benar benar payah. Sebetulnya aku sudah tahu kalau kamu baru          ditolak Erni. Aku tahu kalau ini penyebab anjloknya nilai nilai kamu akhir akhir ini. Tapi apa antas     apabila seorang Divan menjadi drop gara gara ditolak Erni? Hah? Si Erni mungkin biasa biasa    saja, have fun bersama pacar barunya. Tapi kamu? Kamu jadi seperti ini? Kamu laki laki bukan?    Hah lembek!
Semuanya: Tiiiiiiiiiiioooooooooooo!!!! (sambil menyentak)
Tio        : maaf maaf sebetulny aku tidak bermaksud. Aku peduli sama kamu Van . aku sahabat kamu.        Seharusnya,
(tiba tiba Divan memotong pembicaraan)
Divan    : ya.. ya.. ya.. aku tahu. (tersenyum hangat)
            Terima kasih ya kamu sudah menyadarkan aku. Aku seharusnya tidak mengorbankan prestasiku    hanya hal sepele itu. Sekali lagi terima kasih ya temen temenku .
Nabila   : nah begitu dong.. ayo salaman
Rike     : iya dong.. hehe
(mereka bersalaman)
Tio        : maafkan aku ya Van?
Divan    : iya aku maafkan, makasih telah sadarin aku.
Tio        : iya…
Divan    : aww…
Tio        : kenapa Van?
Divan    : ini kepalku kompresnya terlalu kenceng
Sinta     : aduh maaf Van
Riyan    : huhk kamu mau enakny aja… hahha
Divan    : hehe
            (Tio dan Divan pun saling akrab lagi dan mereka bercanda tawa kembali bersama sama. Divan yang tadinya murung sekarang menjadi giat belajar lagi dan lebih meningkatkan prestasina dibandingkan masalah percintaa. Mereka semua bersaing dalam prestasinya)

selesai

Menceritakan Pengalaman Menggunakan Bahasa Indonesia


         Menceritakan pengalaman tentu tidah aneh bukan? Setiap bertemu teman pasti inginya bercerita, apalagi para perempuan nih pasti asik deh, kecuali orang-orang pendiam khusus nya kaya aku.tapi disini aku mau bercerita karena ini salah satu tugasku di Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Berasa beda banget jika bercerita dengan cara di suruh dan di depan kelas lagi  pastinya di nilai sama guru. Hahaha badan udah gemetar-gemetar. Tapi tenang aja, biar gak gerogi ya jangan di anggap aja dan kalau kamu orang nya suka gerogi terus, saya punya tips biar gak jadi gerogi ya tentu kita harus pede bahwa kita bisa, yakin bisa dan harus bisa, jangan mempermalukan sendiri. Kalau gerogi kan suka lupa, nah jadi yang dihapalkan bukan kata-katanya tetapi kerangka atau kejadian apa saja yang akan diceritakan. Maka buatlah kerangkanya sebelum kamu membuat ceritanya. Ok
            Nah ini ceritaku, mana cerita mu???


Karya: Nur Fatimah

Praktek Dramaku Sangat Tidak Disangka
Kerangka:
11.    Masa-masa kelas Sembilan menghadapi Ujian Sekolah
22.    Diberi tugas oleh guru Bahasa Indonesia.
33.    Pembuatan naskah drama.
44.    Latihan pertama di jam pelajaran Bahasa Indonesia.
55.    Latihan kedua sepulang sekolah di kelas.
66.    Pertengkaran ketika latihan.
77.    Kami semua baikan.
88.    Latihan ketiga yang cukup baik.
99.    Waktunya penilaian oleh 2 guru penilai.
110. Kami semua senang sekali dengan nilai drama kami.

Mengawali kelas Sembilanku di sekolah sangatlah banyak yang ku alami, seiring berjalnya cinta pertama, ujian ujian di sekolah, tugas yang begitu banyak dan hal lainya. Disekolah pada waktu pelajaran Bahasa Indonesia semua kelas Sembilan di tugaskan untuk membuat drama yang semenarik mungkin untuk ujian praktek sekolah. Kami membagi kelompok dengan rata yang berjumlahkan 8 orang. Aku menjadi ketua kelompok di kelompok drama itu. Semua sangat berantusias dengan tugas praktek drama itu karena itulah nilai terakhir di kelas Sembilan ini.
Aku bergabung dengan teman sekelompokku dan membicarakan tentang naskah drama yang akan di buat.
“hai dramanya mau tentang apa nih?, kata ku”
“aku punya drama tentang hantu humor, bagaimana kalau itu saja? Resti mengajukan usul”
“memang bagaimana ceritanya?”
Resti menjawab “ahk bokonya lucu dech…”
Jovi pun berkata “oke kalau begitu, besok jangan lupa bawa yah biar kita gampang menghapalnya.”
Keesokan harinya aku berkumpul lagi dengan teman-teman dan ternyata Resti malah tidak membawa naskah drama itu. Aku dan Jovi kecewa, tetapi anggota yang lainya santai santai saja mereka tidak bertanggung jawab terhadap naskah drama, hanya ingin langsung main peran saja tapi aku memaklumnya. Aku sangat bingung sebagai ketua kelompok di drama ini yang mana anggotanya tidak semua memikirkan tentang naskah dramanya, padahal mau gimana bisa main peran kalau naskah dramanya saja tidak ada.

Aku pun berpikir dan memintang tolong kepada keponakan, yang akhinya ku buat drama itu semenarik mungkin dan berjudulkan “Pertengkaran Diva dan Tio”. Ku beritahu kepada semua teman-temanku dan hanya seorang yang tidak begitu setuju dengan dramaku, Resti tetap ingin drama hantu humornya itu di mainkan. Aku pun bingung lagi, karena ini adalah kelompok maka ku tidak menolaknya secara langsung.
“baik, bila ingin drama hantu humor maka cepatlah buat! Ujarku sambil merasa kesal karna ku sangat cape membuat drama itu.”
Drama Resti pun selesai dan ku tanyakan kepada teman kelompokku.
“ini, kalian mau yang mana, apa drama hantu humor atau drama pertengkaran Diva dan Tio? Kata aku”
Mereka memilih dan ada yang memilih drama Resti, ada yang memilih drama ku. Kebingungan ku semakin menjadi-jadi, karena ku tidak mau ada masalah maka aku pilih saja drama Resti. Aku berperan sebagai seorang hantu di drama itu dan temanku juga, tetapi dia tidak mau bila berperan sebagai hantu. Yang tadinya mau latihan malah pulang karena tidak mau berperan sebagai hantu.
Hari selanjutnya jam pelajaran terakhir terdapat jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia, Ibu guru terus menanyakan tentang jalan atau tidaknya latihan drama ini agar pada waktunya tampil itu hasinya bagus dan memuaskan.
“Aku mencari alasan apa biar gak dimarahi.” Kata hatiku
 Tapi aku berkata jujur saja, dan ibu guru bukan malah memarahi ku tetapi malah mengarahkan kepada anggota kelompokku. Napasku sangat lega dengan hal itu. Aku pun bersikap tegas agar kelompokku bersungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik. Aku mengarahkan kepada teman-temanku.
“Baiklah, karena drama hantu humor tidak ada yang mau menjadi hantunya bagaimana kalau drama petengkaran Diva dan Tio saja. Apa semua setuju?” ujarku.
Mereka menjawab “ya drama itu saja…” wajah Resti terlihat tidak mau dengan dramaku.
Kami langsung latihan di kelas pada waktu jam pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi latihan itu tidak begitu lancar. Resti yang tidak mau naskah dramaku dia malah mencari-cari alasan agar drama yang ku buat itu tidak jadi di perankan. Aku bingung dengan semua hal ini, Jovi pun yang membantu aku dalam mangurus jalanya drama ini merasa kebingungan. Kekompakan di dalam drama ini belum ada. Aku berusaha semaksimal mungkin mengatur drama ini agar berjalan dengan baik. Lonceng berbunyi tanda pulang, kami selesai latihan dan bersegera untuk pulang.

Keesokan harinya sepulang sekolah kami latihan lagi di kelas. Kelompok yang lainya juga latihan di kelas. Mereka latihan dengan sungguh-sungguh, namun kelompokku tidak begitu. Kelompokku malah jajan, ngobrol dan lainya terutama Resti dia malah berteriak-teriak manja kepada teman teman yang mau pulang. Tapi ku berusaha mengkondisikanya meskipun susah untuk di atur. Aku sekelompok terus berlatih berulang ulang meskipun sudah lelah karena waktunya tinggal beberapa hari lagi dan dramanya ingin bagus. Ketika kami sudah sangat lelah dan memaksakan latihan yang keterakhirnya sebelum pulang Resti malah bercanda-canda. Jovi yang kecapean sekali berperan bertengkar, akhirnya dia marah sungguhan.
Dia membentak, “gimana ini itu latihanya tidak betul betul sekali, cape aku ini dari tadi berteriak berperan marah dan bertengkar. Sedangkan kalian tidak menghargai saya. Sudah sudah pulang saja, aku mau pulang”
Jovi pulang dengan emosi dan kami yang berada di kelas menyadari hal itu terutama Resti.
Aku berbicara pada Resti, “Res tolong hargai seseorang jangan begitu, kita itu hanya membutuhkan nilai praktek dan mohon kesungguhanya.”
Resti diam, mungkin mersa salah dan kami pulang ke rumah.
Di pagi yang cerah aku dan teman-teman berkumpul lagi membicarakan tentang drama itu dan Resti meminta maaf kepada Jovi atas sikapnya yang kemarin. Di kelas kami mempersiapkan apa yang harus di bawa dan dipakai pada drama itu. Sepulang sekolah kami latihan terakhir kalinya sebelum penilaian praktek besok dimulai. Kami latihan dengan penuh semangat. Latihan terakhir ini cukup bagus daripada yang kemarin. Setelah itu aku dan teman-teman segera pulang untuk menyiapkan peralatan yang harus di bawa.
Matahari telah bersinar kembali, aku mempersiapkan mentalku agar nanti ku berperan bagus dan dramaku berhasil memuaskan. Sesampainya di sekolah aku berkumpul dengan teman-teman dan mempersiapkan memakai pakaian sesuai dengan peranya.
“Treng, treng, treng…”
lonceng berbunyi tanda masuk kelas dan ibu guru masuk menjelaskan sebuah aturanya sedikit dan drama pertengkaran Diva dan Tio pun di panggil untuk main. Aku berdoa dalam hatiku dan ku yakin aku pasti bisa. Dramaku dimulai, meski hatiku bergetar tapi ku hiraukan dan takjubnya Jovi dan Peri berperan dengan bagus mereka terlihat seperti bertengkar sungguhan, aku yang memisahkan pun malah sedikit takut karena seperti bertengkar sungguhan. Dan tepuk tangan dari guru penilai serta teman-teman yang lain meramaikan suasana. Dua Ibu guru penilai mengomentari tentang drama ini yang hasilnya sangat bagus. Aku dan teman-teman sangat senang dan tidak menyangka Jovi dan Peri akan bermain habis-habisan demi nilai drama ini. Aku dan Resti tersenyum gembira atas semua yang telah dicapai ini.

Kamis, 12 September 2013

Gambar Jaringan Hewan

Gambar Jaringan Hewan


1. Darah



2. Ovarium



3. Bone Grount



4. Testis Glen Mamalia



5. Involuntasi Muscle



6. Striated Muscle

Nur Fatimah. Diberdayakan oleh Blogger.